PROFESI UNIK
Apa kabar para
kalayak muda sekalian semoga di beri sehat selalu ..AMIIIN..
Jumpa lagi
dengan saya sebagai pelaku corat coret di blog yang sederhana ini, semoga saya
selalu di beri anugerah dan hidayah selalu hahahamiiin.. J .
Oke untuk
artikel saya kali ini yang bertema profesi unik yang saya dipersembahkan untuk
anda sekalian saya akan membahas tetntang profesi yang berhubungan dengan
binatang yang karismatik sekali hahaha. Dan lucu tentunya seperti piaraan saya Cuma
bedanya yang ini ukuran jumbo yaitu tentang Harimau sumatera. Dan pastinya
materi ini sudah saya presentasikan di kelas saya mata kuliah Bussines Practice
4.
Mengapa saya
mengangkat materi ini di karenakan saya adalah pencinta kucing tapi belum
keturutan punya yang segede kucing belang – belang dari sumatera adanya Cuma di
kebun binatang atau taman safari aja.
Oke langsung
saja kita bahas mengenai profesi unik ini
MENGAWINKAN
HARIMAU SUMATERA
PROFIL TOKOH
Dr. Drh. Ligaya Ita Tumbelaka, SpMP, MSc. Sang
Pencatat Silsilah Harimau Sumatera
Dr. Drh. Ligaya Ita Tumbelaka, SpMP,
MSc.
Putri pasangan Lendy Roland Tumbelaka
dan Sophia Maria Theresia Pangalila Tumbelaka yang mengambil Spesialisasi
Kesehatan dan Penangkaran Satwa Primata Clinical Medical Research Center,
Bowman Grey School of Medicine, Wake Forest University, North Carolina, USA ini
ternyata juga memiliki banyak kesibukan lain,selain tentunya mengajar di IPB.
Kenapa Anda memilih
menjadi dokter hewan?
Cita-cita awal saya sih ingin jadi dokter manusia. Menjelang akhir SMP, saya
juga ingin menjadi seorang guru. Papa saya bilang, "Boleh kuliah kemana
pun asal negeri." Karena Papa saya seorang tentara, saya sekolah mengikuti
tempat dinas Papa. Saat SMA, saya bersekolah di Sekolah Indonesia di Bangkok
sampai selesai.
Tapi ketika mau kuliah, takut juga saya ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi
(UMPT). Saya pikir, ketika itu, agar lulus ujian itu bukan hanya dibutuhkan
kecerdasan tetapi juga faktor keberuntungan. Walau saya kerap jadi juara satu
di sekolah. Kalau di Sekolah Indonesia Bangkok, saya ranking satu dari tiga
orang. Ha ha ha.
Jadi, Anda kemudian melanjutkan kuliah di IPB?
Sebetulnya saya khawatir juga saat akan mengikuti UMPT. Kalausaya enggak lulus,
lantas enggak kuliah, bagimana? Kebetulan, saya mendapat informasi, ada kakak
kelas yang kuliah di IPB tanpa tes. Ya sudah, saya ikuti langkahnya. Padahal
ketika itu saya belum tahu banyak mengenai IPB. Yang saya tahu itu kuliah
pertanian. Kebetulan di Thailand banyak sekali anggrek dan saya juga suka bunga
dan tanaman.
Saya pun mendaftar dan diterima. Tahun
1979 saya kembali sendiri ke Indonesia untuk mulai kuliah di IPB.
Saya memilih tiga jurusan, pertanian,
kehutanan dan kedokteran hewan. Ternyata saya diterima di Kedokteran Hewan.
Dulu belum banyak yang ingin menjadi dokter hewan.Saya juga percaya bahwa ini
adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan, jadi saya harus serius dan total
dalam menjalaninya.
Anda juga dikenal
sebagai ahli primata. Bagaimana Ceritanya?
Saya lulus kuliah tahun 1984 dengan nilai sangat baik, IP saya di atas 3.
Setelah itu saya ditawari menjadi dosen IPB. Karena saya juga pernah
bercita-cita menjadi guru, tawaran itu pun langsung saya terima.
Saya mengajar di Departemen Reproduksi
Hewan. Tahun 1987 saya berniat meneruskan kuliah, karena untuk jadi dosenkan
harus S2 dan S3. Kebetulan, ketika mau melanjutkan kuliah, IPB sedang butuh
orang untuk dilatih menangani primata di Pusat Studi Primata yang sedang mau
dibentuk. Saya pun meneruskan studi S2 ke Amerika, mempelajari satwa primata.
Tapi kemudian Anda
berprofesi sebagai seorang studbook keeper?
Ya, ketika kembali ke Indonesia tahun 1992, senior saya menawarkan saya untuk
pindah program. Jadi, ketika pulang ke Indonesia, bukannya mengurusi Pusat
Primata, saya malah diminta mengurusi harimau. Karena ketika itu ada kolaborasi
IPB dengan Taman Safari Indonesia (TSI). TSI mencari dokter hewan dari IPB yang
memiliki kapasitas untuk melakukan sebuah pekerjaan baru.
Ketika itu saya ingat pernah ditanya
seorang supervisor di Amerika. “Ligaya, if you have a chance to work with
another species of animals beside primate what kind of animal?” Ketika itu
jawaban saya adalah harimau. “Why?” lanjut dia, saya bilang bahwa harimau itu
hewan yang kharismatik.
Ternyata itu menjadi kenyataan. Itu yang saya kadang bikin saya heran. Saya
enggak pernah memilih untuk menjadi apa. Tapi ternyata garis yang diberikan
Tuhan seperti ini. Semuanya akan berjalan baik, asal kita juga menjalaninya
dengan baik.
Apa sih tugas seorang
studbook keeper? Apa yang Anda lakukan?
Saya menjadi pencatat silsilah atau studbook keeper. Mengurusi pencatatan ini
enggak gampang loh. Tugasnya mungkin terlihat sepele, tapi tidak mudah mencatat
dan mencari data. Mulai dari mempelajari hewannya, mempelajari behavior
harimau. Sudah itu, baru saya mulai tanya sama semua kebun binatang yang punya
harimau Sumatera. Saya ini kan bukan orang dari kebun binatang, jadi saya harus
membuat jaringan. Terlebih belum pernah ada yang mulai membuat pencatatan.
Sayalah yang pertama. Kebetulan saya memiliki semua basic yang diperlukan untuk
menjadi studbook keeper.
Apa hambatan yang
Anda alami membuat catatan ini?
Saya harus datang ke lokasi dan memeriksa setiap data harimau Sumatera. Saya
harus belajar untuk percaya pada orang dan dapat melakukan verifikasi dan
validasi. Buat saya, profesi ini juga menjadi tantangan tersendiri. Prinsip
saya, saya harus mendapatkan data riil harimau Sumatera berdasar laporan
pandangan mata dan verifikasi.
Seperti yang sudah saya sebut, saya
memulai dengan berkoordinasi dengan seluruh lembaga konservasi dan kebun
binatang di seluruh Indonesia. Metode pencatatannya pun sederhana. Saya memulai
dari data harimau yang ada saat itu kemudian menariknya ke belakang secara
historis. Saya harus tahu dari mana harimau itu datang, mana orang tuanya, dan
mengapa ia sampai ada di lembaga konservasi tersebut.
Ternyata, tidak semua harimau di kebun
binatang bisa didapatkan datanya. Pencatatan yang dilakukan sejumlah kebun
binatang ternyata tak sempurna. Tidak jarang, ada harimau yang tidak memiliki
latar belakang apa pun. Ada yang masuk kebun binatang dengan legal. Kalau
legal, ada berita acaranya. Nah, yang bermasalah itu yang tidak ada
datanya.
Apa sih pentingnya
studbook ini?
Fungsi studbook ternyata tidak sekadar mencatat silsilah. Studbook merupakan
acuan dasar untuk melakukan pelestarian dengan cara yang benar. Dari studbook,
setiap pihak dipastikan bisa mengetahui jumlah dan generasi harimau. Kita juga
bisa mengetahui mana keturunan harimau Sumatera yang produktif maupun
sebaliknya.
Harimau Sumatera ini kan satwa liar
yang kian langka. Nah, misalnya ketika dikawinkan atau ditangkarkan, juga
sebaiknya dijaga kemurniannya. Artinya harimau Sumatera ya harus dikawinkan
dengan harimau Sumatera. Di penangkaran, lewat catatan ini akan terlihat siapa
pasangan yang cocok untuk dikawinkan. Kami ingin membangun populasi di luar
habitatnya tapi dengan mutu genetik yang bagus. Jangan sampai kekerabatan
terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan hewannya lebih kecil, rentan penyakit
atau cacat. Itu yang ingin kami hindari. Nah, alat bantunya dengan data
studbook. Dalam perkembangannya, 1,5 tahun kemudian, saya juga jadi dokter
hewan di TSI.
Apa kendala yang Anda
hadapi dalam bidang yang Anda tekini ini?
Oh iya, sekarang status saya sudah enggak di TSI lagi, tugas saya di IPB juga
sudah semakin banyak. Saat ini saya menjabat Kepala Bidang Pelatihan dan
Penelitian untuk Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia.
Nah, dalam bidang saya saat ini
hambatan terbesarnya adalah mencari sumber daya manusia. Karena, enggak semua
orang yang bekerja di kebun binatang paham tentang hewan. Mereka bekerja hanya
karena they need the job! Selain itu, saya punya kelas khusus di FKH yaitu
menejemen satwa liar. Negara kita butuh lebih banyak lagi dokter hewan,
terlebih yang fokus pada satwa liar. Indonesia adalah negara kedua
megabiodiversity di dunia, yang pertama Brazil. Kalau engga ada orang yang
peduli dengan satwa kita, apa enggak akan punah semua?
Apa harapan kedepan mengenai satwa liar di Indonesia?
Saya agak senang melihat komunitas satwa liar seperti burung hantu, reptil,
musang dan lain sebagainya. Tapi patut diarahkan, bahwa satwa liar bukanlah
satwa peliharaan atau pet. If you love them, harusnya senang melihat mereka di
alam.
Saya juga senang lihat anak-anak kedokteran hewan juga banyak yang mau jadi
dokter hewan khusus satwa liar. Semoga pemerintah, penentu kebijakan seperti
kementrian kehutanan dan lain-lain untuk semakin menyadari, memahami akan
pentingnya satwa liar untuk kita. Saya orang yang percaya dengan alam. Alam itu
sudah ada yang menata, yaitu Tuhan. Tanamlah semua sesuai pada kodratnya. Kalau
dia harusnya di situ, itu tempatnya. Mengapa kita mengganggu?
Apa yang Anda lakukan
di waktu luang?
Pekerjaan saya sehari-hari sudah
banyak, ada suami dan keluarga juga yang harus diurus. Saya mau everybody
happy, make me happy. Kalau ada waktu luang saya lebih memilih ada di rumah.
Saya senang masak, membuat pekerjaan tangan dan nonton. Saat ini sedang menjajaki
untuk membuat buku. Saya mau kasih semua keilmuan dan pengalaman yang saya tahu
dalam sebuah buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar